Arahan Bupati Bantul dalam Acara Pembukaan TMMD Sengkuyung Tahan I
Guwosari, Rabu 11 Mei 2022
Perlu cara-cara baru mengatasi masalah sampah yang lebih sistematis dan lebih efektif yang mampu menanggulangi masalah tersebut.
Kabupaten Bantul sudah melauncing Program Bantul Bersama, Bersih Sampah Tahun 2025, artinya tahun 2025 nanti tidak ada lagi masalah sampah. Sampah terkelola dengan baik, oleh karenanya Pemerintah Daerah Bantul sangat konsen mendukung program Bantul Bersama ini, dengan berbagai macam cara. Diantaranya adalah Pembangunan Partisipasi Masyarakat Berbasis Padukuhan (P2MBP). Salah satunya adalah Penanggulangan sampah.
Sampah harus selesai di Kalurahan. Caranya dengan dibudayakan cara baru dengan mengadakan pemilahan sampah, sejak dari rumah tangga. Jika ini dilakukan rumah tangga di Kabupaten Bantul. Tahun 2025 Budaya pemilahan sampah dari rumah tangga berjalan dengan sukses. TPI Piyungan mungkin tidak diperlukan lagi …. mungkin.
Panewu Pajangan dan Jajaran dalam acara Arahan Bupati dalam Acara Pembukaan TMMD Sengkuyung Tahan I
Setiap rumah tangga punya tempat sampah yang terpilah. Sisa makan ditempatkan di tong spesifik yang khusus. Kemudian kertas-kertas ditaruh ditong khusus untuk kertas. Kemudian ada kaca, beling botol-botol dari kaca ditempatkan secara khusus benda tersebut. Kemudian plastic, tas kresek, botol-botol air mineral yang terbuat dari plastic ditempat yang khusus. Sisa makanan adalah sumber daya yang baik untuk pakan magot. Magot menjadi sumber protein yang tinggi untuk substitusi pakan ternak dari pabrikan.
Kertas sudah ada yang mau menampung. Plastik, tas kresek sampai botol-botol air mineral sudah ada yang membeli. Di Guwosari ada perusahaan yang mampu dan mampu membeli dalam jumlah berapapun, bahan-bahan tersebut diolah menjadi pipa pralon PVC yang berkualitas SNI. Kemudian beling-beling akan digiling dijadikan bahan baku untuk pembuatan kaca. Di recycle kembali. Maka semua namanya sirkuler ekonomi. Ekonomi yang berputar.
Hal ini biasa mengefisenkan sumber daya alam yang dimiliki. Jadi kalau semua sampah terkelola sejak dari rumah tangga maka secara teori diatas kertas kita tidak lagi memerlukan TPST Piyungan. Nanti akan ada residu residu yang tidak bisa dimanfaatkan tapi itu kecil sekali jumlahnya, dan itupun sudah banyak mesin yang memanfaatkan akan residu-residu itu misalkan untuk pembuatan pembuatan pencetakan batako. Contoh yang sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan bekas-bekas pembalut wanita masih bisa dimanfaatkan. Dengan demikian hanya ada 2 cara untuk menyelesaikan sampah
- Pemilahan sejak dari rumah tangga
- Atau sekalian menggunakan teknologi-teknologi tinggi Insenerator
Katakanlah kalau budaya ini gagal, budaya pemilahan ini. Menggunakan mesin berteknologi tinggi, sampah dibakar dengan suhu yang sangat tinggi, uap nya menjadi pembangkit listrik. Ini dilakukan di Negara-negara maju seperti di SIngapura.
Tetapi kita lebih memilih pemilahan dari rumah tangga, karena ini akan menciptakan sirkuler ekonomi. Karenanya sangat minta dukungan dan perhatian kelurahan 75 kelurahan. Sudah harus mulai bergegas memikirkan penyelesaian sampah itu, selesai di desa selesai di Kalurahan. Tahun 2023 Dusun-dusun dan rumah tangga harus mulai memiliki setidaknya 3 tempat pemilahan, yaitu tempat sisa makanan, tempat plastic dan tempat kertas. Sehingga Bantul akan tetap terjaga Bantul yang bersih yang Asri yang sehat.