Malam Tirakatan Hari Jadi DIY ke-270 di Kapanewon Pajangan

Pajangan, 12 Maret 2025 – Dalam rangka peringatan Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta ke-270 Tahun 2025, dilaksanakan acara Malam Tirakatan. Acara dipusatkan di Bangsal Kepatihan, Kota Yogyakarta, dan diikuti oleh pemerintah Kabupaten/Kota dan Kapanewon/Kemantren se-DIY di lokasi masing-masing melalui aplikasi zoom meeting.

 

Acara diawali dengan pertunjukan tari-tarian dan pembacaan sejarah DIY oleh Prof. Dr. Sudaryo, SP.Ak. Sejarah pembentukan DIY mengacu pada berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 13 Maret 1755 oleh pangeran Mangkubumi yang kemudian bertahta sebagai Sri Sultan HB-I. 270 tahun DIY merupakakan sebuah perjalanan Panjang yang penuh makna, dimana Sejarah, budaya dan semangat kebersamaan terus hidup dalam setiap Langkah. 

 

Sri Sultan HB ke-IX dalam sambutannya menyampaikan bahwa tanggal 13 Maret 1755 telah resmi ditetapkan sebagai hari jadi DIY, seiring penetapan Peraturan Daerah DIY no. 2 Tahun 2024. Sri Sultan HB-1 yang dikenal sebagai pangeran Mangkubumi, telah mengucapkan sabda yang kemudian menjadi tonggak hadeging nagari kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dimana di dalamnya tersemat doa dan asa. Nama ngayogyakarto berasal dari kata ayodya, mereflesikan Gambaran tentang sebuah negeri yang makmur juga menjabarkan sebuah model peradaban ideal, bagaimana kesejahteraan manusia merefleksikan keindahan semesta.

 

Tema peringatan hari jadi DIY tahun ini yakni “Jogja Tumata, Tuwuh, Ngrembaka”.

Tumoto adalah tentang tatakelola yang presisi di era digital. Pemerintahan tidak lagi sekedar birokrasi pemerintahan administrative, tetapi harus berbasis data driven governance, efisien dan responsible terhadap tantangan global. DIY harus beranjak menjadi smart region dimana teknologi, kebijakan public, budaya dan partisipasi Masyarakat bersinergi menciptakan system yang transparan, adaptif dan berorientasi Solusi.

 

Tuwuh berarti tumbuh, yang dimaknai lebih dari sekedar statistic ekonomi. DIY harus berkembang mengintegrasikan ketangkasan ekonomi kreatif, industry digital dan urban innovation sebagai penggerak utama. Hal ini bukan hanya tentang Pembangunan fisik, tetapi menciptakan ekosistem social berkelanjutan yang memberdayakan wargannya.

 

Ngembaka merupakan tujuan yang ingin dicapai, dimana kesejahteraan menyebar luas dan inklusifitas menjadi realitas. Yogyakarta yang resilien adalah Yogyakarta yang memastikan bahwa kemajuan tidak elitis, tetapi menjadi bagian dari kesejahteraan universal.

[Acara pemotongan tumpeng oleh Bapak Panewu]

 

[Bapak Panewu bersama ibu Panewu Anom]

 

Peringatan Hari Jadi DIY di Kapanewon Pajangan dihadiri oleh oleh Panewu dan Jajaran Forkompimkap Pajangan, Lurah, Bamuskal, seluruh pejabat struktural dan staf di Kapanewon Pajangan.

[Sesi foto bersama Jajaran Forkompimpap, Lurah, Bamuskal, dan pejabat struktural di Kapanewon Pajangan]