Penyerahan Wayang Semar dari Beni Sasongko, S.E
kepada Ki Dalang Ki Wahyu Prastawa.
Sendagsari, Minggu 08-12-2024
Wayang kulit merupakan cerminan dari sistem kepercayaan dan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Setiap tokoh dalam wayang kulit mewakili karakteristik tertentu dan melambangkan konflik internal manusia antara kebaikan dan kejahatan. Dalam rangka Hari Jadi ke 78 Kalurahan Sendangsari Pajangan Bantul menyelenggarkan pentas wayang Kulit Semar Bangun Sendangsari.
Semar Mbangun Sendangsari dipentaskan pada malam tersebut (08-12-20240 oleh Ki Dalang Ki Wahyu Prastawa dengan bintang Tamu Lilik Pudjiwati dan Aldo Iwak Kebo. Dikisahkan dalam Semar Mbangun Sendangsari, Semar gelisah akan nasib rakyat di Amerta yang semakin sengsara. Semar berupaya untuk menemukan mencari jalan keluar. Upaya yang dilakukan Semar adalah ingin membangun khayangan. Khayangan yang dimaksud Semar bukanlah adanya bangunan yang megah yang lengkap dengan sarana prasarana, namun mental dan jiwa para pemimpin yang diibaratkan Semar dengan nama Khayangan. Pemimpin yang digambarkan dalam pewayangan Semar Mbangun Sendangsari ini menunjukkan bagaimana usaha Semar dalam mengingatkan konsep pemimpin yang seharusnya bagi wilayah Sendangsari, yaitu pemimpin memiliki misi dan misi pada rakyatnya, unutuk berbuat baik, adil, memiliki perhatian kepada rakyat jelata dan pemimpin menyadari bahwa kekuasaan adalah amanah dari rakyat. Sehingga nantinya wilayah Sendangsari akan menjadi wilayah tertib aman, semakin maju berkembang. Makmur sejahtera, adem ayem, rukun, tata titi tentrem katon gemah ripah loh jinawi karto raharja.
Sehingga pada sambutannya Kepala Bidang Adat Tradisi Lembaga Seni Dinas Kebudayaan, Beni Sasongko, S.E menyampaikan bahwa dengan Peringatan Hari Jadi ke 78 Kalurahan Sendangsari. Kalurahan Sendangsari akan semakin Makmur, generasi mudanya maju berkembang sukses dalam kehidupannya, masyarakatnya Makmur sejahtera.[pjg]